HIDUP ROHANI

Hidup rohani saudara-saudara Kapusin bertumpu pada tiga sokoguru, yakni: doa, kemiskinan dan cinta kasih. Dalam doa, khususnya doa batin, hati diarahkan kepada Allah. Dalam kemiskinan, segala-galanya ditinggalkan dan hati dibebaskan dari belenggu yang mengikatnya kepada makhluk ciptaan. Dalam cinta kasih terhadap Tuhan dan sesama, doa dan kemiskinan itu diintegrasikan sehingga berkenan kepada Allah.
Selain ketiga sokoguru tadi, saudara Kapusin juga memandang Kristus sebagai pusat hidup mereka, khususnya merenungkan sengsara dan wafatNya di Salib. Mereka juga menghayatinya di dalam kebaktian Sakramen Maha Kudus. Mereka melihat bahwa di dalam Sakramen Maha Kudus itu Kristus Penebus kita sungguh hadir dan tinggal di antara kita.
Selain itu hidup tapa dan cinta kasih juga merupakan semangat hidup Kapusin. Dengan menghayati kemiskinan dan doa batin, saudara Kapusin semakin terdorong untuk menjalankan ulah tapa agar cinta kasih pada sesama semakin mendalam. Cinta kasih mendorong mereka untuk berjerih payah demi keselamatan jiwa-jiwa orang lain dalam aneka ragam cara.
Kemiskinan seturut injili juga merupakan semangat hidup saudara dina Kapusin. Kemiskinan tersebut, mengajak mereka untuk tidak menginginkan barang-barang duniawi manapun sebagai jaminan hidup. Dan menyerahkan diri seluruhnya ketangan Allah, sehingga Dia sepenuh-penuhnya dapat berkuasa di hati kita.
CIRI KHAS ORDO KAPUSIN
1. Hidup dalam Persaudaraan
Ada ungkapan Fransiskus yang menyebutkan bahwa, “saudara adalah rahmat”. Maka Fransiskus sangat menekankan agar para saudara selalu hidup dalam persaudaraan (Fraternitas). Dan inilah yang dihidupi oleh persaudaraan Kapusin hingga dewasa ini. Persaudaraan itu nampak dalam saling menghormati dan menghargai setiap saudara, dan solider dengan saudara lain.
2. Hidup Doa
Hidup doa mendapat prioritas dalam ordo kapusin, karena doa menjadi nafas hidup dan karya setiap saudara. Doa ini dilaksanakan baik secara bersama maupun pribadi.
2. Kemiskinan dan Kedinaan
Fransiskus menyebut ordonya sebagai ordo saudara-saudara dina. Para Kapusin menghayati kemiskinan dan kedinaan itu dengan hidup sederhana baik dalam penampilan maupun dalam tutur kata, bermurah hati, melihat karya saudara adalah karya persaudaraan, tidak melekat pada karya tertentu dan berpihak kepada orang kecil dan miskin (option for the poor).
3. Kerasulan
Kerasulan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari hidup para saudara Kapusin. Adapun yang menjadi ciri khas kerasulan para saudara Kapusin adalah; melayani sakramen rekonsiliasi (Tobat), menjadi pendamai kelompok yang bertikai, pengkhotbah keliling, hidup di tengah masyarakat sederhana, terbuka pada setiap tugas yang dibutuhkan baik oleh ordo maupun gereja lokal, serta ikut mempromosikan keadilan, damai dan keutuhan ciptaan (Justice, Peace and Integrity of Creation).
4. Pertobatan dan menerimakan sakramen pengakuan dosa.
5. Memilih karya yang terpinggir yang tidak disukai oleh orang pada umumnya
6. Ordo Kapusin ini juga sering dijuluki sebagai pengkhotbah keliling.